CORAKKEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
Hasil kebudayaan manusia prasejarah
untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk
budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia pr asejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam.Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi dan Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia pr asejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam.Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi dan Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
1. CIRI-Ciri ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA
ZAMAN
BATU
zaman
ini terbagi menjadi 4 zaman yaitu :
Palaeolithikum (Zaman Batu Tua),
Pada
zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tsb adalah :
Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya
disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat-alat
dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak
bergerigi
Flakes,
yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan.
Alat-alat
dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat
ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan
buah-buahan.
Berdasarkan
daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat
dikelompokan menjadi :
Kebudayaan
Pacitan dan Ngandong
Manusia
pendukung kebudayaan
Pacitan :
Pithecanthropus dan
Ngandong :
Homo Wajakensis dan Homo soloensis.
Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)
Ciri
zaman Mesolithikum :
Alat-alat
pada zaman ini hampir sama dengan zaman Palaeolithikum.
Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut
"kjoken modinger" (sampah dapur) Kjoken =dapur, moding = sampah)
Alat-alat
zaman Mesolithikum :
Kapak
genggam (peble)
Kapak
pendek (hache Courte)
Pipisan
(batu-batu penggiling)
Kapak-kapak
tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
Alat-alat
di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan
Flores
Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di
gua-gua yang disebut "Abris Sous Roche " Adapun alat-alat tersebut
adalah :
Flaces
(alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk
mengupas kapak,
alat-alat
dari tulang dan� tanduk rusa,
Alat-alat ini ditemukan� di
gua lawa Sampung Jawa Timur (Istilahnya : Sampung Bone Culture = kebudayaan
Sampung terbuat dari Tulang)
Tiga
bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
Peble-Culture
(alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
Bone-Culture
(alat kebudayaan dari Tulang)
Flakes
Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
Manusia
Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua -Melanosoid
Neolithikum (Zaman Batu Muda)
Pada
zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Contoh
alat tersebut :
Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah
untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara,
Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di
bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
Kapak
Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan
Serawak
Perhiasan
( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jAwa
Pakaian
(dari kulit kayu)
Tembikar
(periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
Manusia
pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia (Austria) dan
Austro-Asia (Khmer Indochina)
Megalithikum
(Zaman Batu Besar )
Hasil
kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
Menhir
, adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati
arwah nenek moyang
Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan
pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan
Sarchopagus
atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
Kubur
batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya
lepas satu sama lain
Punden
berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat
ZAMAN
LOGAM
zaman
ini terbagi menjadi 2 zaman yaitu :
1. Zaman Perunggu
Hasil
kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di
Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian.
Kegunaannya sebagi alat perkakas.
Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak
ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan
Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
Bejana
Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan
di Madura dan Sumatera
Arca-arca
Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan Bogor
(Jabar)
Perhiasan
: gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Kebudayaan
Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina�karena
disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
2. Zaman Besi
Pada
masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang
dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang
terbuat dari besi.
Alat-alat
yang ditemukan adalah :
Mata
kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
Mata
Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
Mata
pisau
Mata
pedang
Cangkul,
dll
Jenis-jenis
benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan
Punung (Jawa Timur)
KEHIDUPANMASYARAKAT PRASEJARAH
FOOD GATHERING
Ciri
zaman ini adalah :
Mata
pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan
Nomaden,
yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap
Tempat
tinggalnya : gua-gua
Alat-alat
yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar,� tulang
dan tanduk rusa
Zaman
ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan Zaman batu
tengah (Mesolithikum)
FOOD PRODUCING
Ciri zaman ini adalah :
Telah
mulai menetap
Pandai
membuat rumah sebagi tempat tinggal
Cara
menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma
Mulai
terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
Alat-alat
terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
Alat-alatnya
sudah diupam/diasah
Zaman
bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu muda) dan
Zaman Megalithikum (zaman batu besar)
ZAMAN
PERUNDAGIAN
Manusia
telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilandan keahlian
khusus
Teknik pembuatan benda dari logam disebut a cire
perdue yaitu, dibuat model cetakannya dulu dari lilin yang ditutup dengan
tanah liat kemudian dipanaskan sehingga lilinya mencair. Setelah itu dituangkan
logamnya.
Tingkat
perekonomian masyarakat telah mencapai kemakmuran
Sudah
mengenal bersawah
Alat-alat
yang dihasilkan : kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari
logam
Telah
mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap